Pages

Way To Normal Ben Folds Sengaja Bikin Bising

VIVAnews - Bisingnya Ben Folds di album ini mampu memanjakan telinga. 'Way To Normal' yang dirilis bawah bendera Sony BMG memuat 12 lagu. Semua sengaja direkam dengan tingkat bising tinggi, seperti album-album yang diproduksi zaman dulu.

Ben Folds justru menjadikan absennya proses kompresi sebagai daya tarik tersendiri di album solonya yang paling laris ini. Demikian ditulis pentolan 'Ben Folds Five' berusia 42 itu dalam situsnya.

Dua lagu pertama, 'Hiroshima' (b b b benny hit his head) dan 'Dr Yang' cukup merepresentasikan keseluruhan materi album ketujuh musisi asal North Carolina ini.

'Hiroshima' merupakan satu-satunya rekaman live di album ini. Ben merekamnya saat dia tampil di Hiroshima, Jepang. Sedangkan 'Dr Yang' menjadi hits dengan piano bertendensi punk-rock yang luar biasa.

Tendensi serupa juga disuguhkan Ben pada 'Bitch Went Nuts'. Sebuah tembang upbeat berkompresi rendah, berirama rock n' roll. Birama yang tercipta sungguh emosional.

Menariknya, di lagu 'You Don't Know Me', Regina Spektor turut menyumbangkan vokalnya yang kental akan unsur folk. Tembang chill-out melodramatis bersama Regina tersebut memang ditunggu banyak orang. Terlihat dari audio streaming-nya di situs jejaring sosial MySpace. Lebih dari dua juta orang sudah memutarnya.

Pria berkacamata itu masih punya beberapa nomor spesial dalam album ini. 'Cologne' misalnya, patut direkomendasikan. Lagu down-beat dengan rhythm piano ini merupakan gambaran cinta yang kompleks. Campur aduk antara rasa cinta dan patah hati ala Ben Folds.

Chorus-nya digambarkan Ben sebagai aksi hitung mundur sepasang kekasih lewat percakapan telepon. Baik si perempuan, maupun si pria sama enggannya meletakkan gagang telepon. Karena mereka tahu, sudah tiba saatnya untuk berpisah.

Four, three, two, one,
I'm letting you go
I will let go
If you will let go


Cukup sudah bicara cinta, 'Errant Dog', 'The Frown Song', dan 'Brainwascht', menjadi tiga lagu mid-tempo rock n' roll modern pada album ini. Pattern bass groovy pada 'Braiwascht' dan nuansa ballad pada 'The Frown Song' membuat materi 'Way To Normal' terdengar variatif dan lebih matang dibandingkan album-album sebelumnya.

Love On The Rocks

VIVAnews - Tak selamanya cinta manis. Album produksi Warner Music Indonesia ini dapat menemani Anda, mencari penawar kegetiran rasa itu. Menumbuhkan kembali rasa percaya, bahwa bagaimanapun cinta itu akan tetap ada.

Di album ini, Warner Music Indonesia mengompilasi 18 lagu bernuansa power ballad terpopuler pada era akhir '80-an dan awal '90-an.

Sebut saja sejumlah tembang slow-rock yang dibesut Saigon Kick, 'Love is On The Way', 'Wind of Change' dari Scorpions, atau 'When I See You Smile' milik Bad English. Ketiga tembang tersebut seringkali bertengger di chart Billboard Amerika pada eranya.

Tak kalah populer, hits akustik emosional yang ditelurkan Extreme, 'More Than Words' juga mendapat tempat di album kompilasi ini. White Lion dan Mr. Big masing-masing juga ikut menyumbang satu hits akustiknya, 'When The Children Cry' dan 'To Be With You'.

Intensnya cinta makin terasa. Apalagi dengan sisipan tembang-tembang yang mungkin akan mengingatkan Anda pada hits-hits band rock lokal seperti Dewa 19, Powerslave, atau Voodoo. Misalnya, 'I Remember You' yang dipopulerkan Skid Row, 'Carrie' milik Europe, atau 'High Enough' besutan Damn Yankees. Bila ditelaah, hits-hits tersebut memang sedikit banyak mempengaruhi pattern musik rock lokal.

Beralih ke yang muda, hits 'I Live My Live For You' milik Firehouse yang dirilis pada album '3' tahun 1995 dan 'What's Up'-nya 4 Non Blondes bisa jadi dua tembang termuda pada album kompilasi ini.

Dilihat dari materinya yang didominasi tembang slow-rock dan ballad-rock, album ini sepertinya memang ditujukan WMI bagi penggandrung musik rock lokal sejak terlepas dari maraknya disko '80-an sampai era Jon Bon Jovi di awal hingga pertengahan '90-an.

Ecoutez! Lahir Kembali Dengan Album ke-2

Jakarta - Band Ecoutez! (baca: ekute) kini merilis album keduanya dengan tajuk 'Positif'. Pelantun hits 'Simpan Saja' itu merasa lahir kembali.

Ecoutez! merilis album pertamanya berjudul self titled pada tahun 2006. Ayi (gitar), Jay (drum), Iyas (kibord), Leo (bass) dan Delia (vokal) kemudian mengalami pasang surut. Mereka berganti manajemen dan pindah label. Ecoutez! kini bernaung di bawah Universal Music Indonesia.

"Kita ngerasain susah bareng. Sampai harus ngeluarin uang yang bisa buat makan bareng juga. Kita punya rasa sama di band. Itu yang bikin kami tak mau berpisah," ujar Iyas ditemui detikhot di Hotel Grand Mahakam, Blok M, Jakarta Selatan, Rabu (24/12/2008).

Di album keduanya, Ecoutez! menjagokan lagu 'Are You Really the One?' sebagai hits pertama. Kini mereka mengusung tema jazz namun yang ringan dan tentu saja positif. Lewat album ini, Ecoutez benar-benar merasa lahir kembali.

"Nggak nyangka bisa melalui masa 3 tahun. Tiga tahu aja begini apalagi band yang sampai puluhan tahun. Tapi kita benar-benar seperti lahir kembali," tutur Ayi. (yla/yla)

'Slank' Jualan Ponsel

VIVAnews - Seperempat abad sudah 'Slank' eksis di blantika musik negeri ini. Pundi-pundi segunung tak membuat Bimbim, Kaka, Abdee, Ivan dan Ridho royal.

Termasuk untuk berkomunikasi dengan telepon seluler. Dengan Slankers, penggemar yang ikut membesarkan nama mereka sekalipun. "Kita kepingin punya hape (handphone-red.) yang murah. Biar bisa komunikasi sama para Slankers juga," ujar Bimbim sang drummer.

Menyambut 25 tahun usianya, band beraliran rock itu digandeng operator selular Esia. Kini mereka ikut jualan ponsel, dengan 'Slank' di dalamnya. Esia Slank menampilkan fitur-fitur tentang band tersebut. Juga ada bonus ringbacktone, dan walpaper Slank.

Ponsel itu diluncurkan di Rasuna Epicentrum Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin 22 Desember 2008.

Ditambahkan Abdi pembetot bas, di tengah krisis ekonomi global, ponsel ini bisa jadi solusi alternatif mengurangi biaya komunikasi.

Menjelang penghujung tahun, 'Slank' akan menggelar konser 'Slank 25 Tahun Memberi'. Konser ini akan digelar di Lapangan Kodam V Brawijaya, Surabaya, Jawa Timur pada 29 Desember 2008.

'Slank' akan menampilkan kolaborasi mulai dari okestra, tradisional, musisi, tradisional musik, dan pasa musisi senior.

Sajian Minimalis Sheila On 7


VIVAnews - Peluncuran album keenam Sheila on 7 (SO7) ini beda. Duta, Eross, Adam, dan Brian menyajikannya dalam perjalanan di atas kereta Jakarta-Bandung.

Namun aransemen yang disuguhkan S07 kali ini lebih sederhana dan minimalis dengan sajian lirik yang ringan. Sejumlah orang menilai album bertajuk 'Menentukan Arah' ini memiliki materi yang mirip dengan album pertama atau kedua mereka.

Begitu berbeda, vokal Duta di album ini tidak sekuat di album-album sebelumnya. Dan, di sejumlah tembang Eross lebih banyak memainkan gitar akustiknya dibandingkan gitar elektrik. Notasi drumnya pun tidak neko-neko. Hal itulah yang membuat album ini terdengar lebih santai dan sederhana dibandingkan kelima album terdahulu.

Kesederhanaannya terasa kian kental bila Anda menikmati irama down-beat dalam 'Yang Terlewatkan', 'Ibu Linda', 'Jalan Keluar', 'Mudah Saja', dan 'Alasanku'. Paduan petikan akustik Eross dan blok String menjadi warna dominan kelima lagu.

Sebaliknya 'Arah', 'Lia Lia Lia', dan 'Sampai Kapan', menjadi tiga suguhan up-beat dengan sedikit bumbu rock yang mempertebal dinamisasi album terbaru Duta dkk agar tak terasa datar.

'Betapa', single yang diperkenalkan di stasiun-stasiun radio sejak tiga bulan sebelum album ini dirilis, menjadi tembang yang dijagokan dan nyatanya mendapat animo yang luar biasa. Beat drum elektrik yang minimalis dipadu dentingan piano seakan menjadi penawar bagi kesakitan hati si pencipta lagu.

Sayang, bila menilik materi album secara keseluruhan, sepertinya cukup sulit bagi band yang berada di bawah bendera Sony BMG ini untuk mengulang kesuksesan album-album sebelumnya.

Sebut saja album soundtrack '30 Hari Mencari Cinta' yang meraih triple platinum, atau 11 platinum untuk album 'Kisah Klasik untuk Masa Depan'. Album yang dirilis tahun 2000 dan terjual sekitar 1,7 juta keping tersebut sekaligus menjadi album dengan prestasi penjualan terbaik.

Pun demikian, tak menutup kemungkinan So7 mampu mengulang kesuksesan besar di awal abad 21 silam. Mungkin sajian musik sederhana nan melodius menjadi senjata baru band berumur 13 tahun itu untuk meniti kesuksesan baru pada 'Menentukan Arah' dan di album-album berikutnya.

Menentukan Arah (2008)

1. Betapa
2. Yang Terlewatkan
3. Ibu Linda
4. Jalan Keluar
5. Mudah Saja
6. Arah
7. Lia Lia Lia
8. Alasanku
9. Segalanya
10. Sampai Kapan

Kotak Kedua (2008) Karya Matang Jebolan Dream Band

VIVAnews - Sajian rock modern dengan distorsi tebal ala Cella, sang gitaris, dipadu dengan vokal seksi Pare, masih menjadi karakter kuat band yang lahir dari ajang Dream Band 2004 lalu di album ini. Pun begitu, sebagian besar materi album kedua Kotak ini masih dikemas easy-listening.

Materi-materi pada album kedua band yang digawangi Cella (gitar), Pare (vokal), Ices (bass), dan Posan (drum) ini memang terasa lebih matang. Satu kata yang terbesit saat pertama kali mendengarkan album ini adalah aransemen yang tak biasa.

Tak heran, bila melihat jajaran MD (music director) Kotak di album ini diawaki Pay BIP dan Dedi Kallis. Hasilnya, instrument adjustment kian compact, dan mixing terasa begitu pas.

Bisa dibuktikan pada dua tembang pertama, 'Beraksi' dan 'Kosong Toejoeh' yang sarat akan sound gitar yang tebal dan powerful.

Ingin lebih lembut, 'Tinggalkan Saja' mungkin bisa jadi sajian pop-rock yang catchy, pas untuk dinikmati sendiri di sela-sela perjalanan jauh.

Sementara, bagi yang penasaran dengan lantunan pop mellow ala Kotak, silahkan cicip 'Kembali Untukmu' dan 'Berbeda' yang disuguhkan dengan dominasi instrumen block-strings dan nyaris tanpa distorsi.

Musik 'Lagi-Lagi' yang bernuansa edgy pop-rock bisa mengantar Anda ke era jaya American Hi-Fi atau The All-American Rejects awal 2000. Cella, yang menjadi pencipta kebanyakan lagu di album ini, kelihatannya memang dipengaruhi musik-musik dari band rock Modern.

Pattern gitar yang diciptakannya pada 'Tetap Ada' dan 'Rock Never Dies' sangat kental akan sound rock modern, eksplosif juga eksploratif. Pun demikian pattern bass yang dibesut Ices, bassist yang juga membantu salah satu proyek band Ahmad Dhani, The Rock.

Singkatnya, aransemen materi-materi rock di album ini layak dipertimbangkan untuk jadi parameter band rock pendatang baru Tanah Air.

Kotak Kedua (2008)
1. Beraksi
2. Kosong Toejoeh
3. Tinggalkan Saja
4. Berbeda
5. Lagi Lagi
6. Tetap Ada
7. Masih Cinta
8. Terluka
9. Mencintaiku Dan Dia
10. Bayang Abadi
11. Rock Never Dies
12. Kembali Untukmu

Madonna Ralat Nominal Harta Gono-Gini

Madonna

VIVAnews - Juru bicara Madonna sesumbar mengeluarkan pernyataan soal harta gono-gini hasil kesepakatan cerai kliennya. Liz Rosenberg bilang, Madonna memberi Guy Ritchie harta senilai US$76 juta hingga US$92 juta.

Pernyataan Rosenberg tersebut diralat pelantun pasangan yang menikah pada 22 Desember 2000 itu. Mereka bilang, informasi itu tidak akurat.

Kata Madonna dan Guy, mereka mencoba tidak gegabah mengeluarkan pernyataan, terkait perceraian.

"Pernyataan itu menyesatkan dan sembrono, terutama, tentang pernyataan jumlah uang yang saya keluarkan," tandas pelantun 'Material Girl' itu seperti VIVAnews kutip dari Contact Music, Kamis 18 Desember 2008.

Rincian perjanjian yang menyangkut keuangan akan menjadi rahasia mereka. Sekarang, perhatian utama penyanyi dan sutradara itu adalah memberikan perhatian dan kesejahteraan kepada anak-anak.

Madonna bantah dirinya membayar puluhan juta Dolar kepada mantan suaminya itu.

Perpisahan Queen of Pop itu dan sutradara itu pada awal 2008 mencetuskan spekulasi. Publik bertanya-tanya berapa banyak pundi kekayaan Madonna yang bakal dibagi kepada Richie.

'Alexa' Hindari Stereotype Cinta

Alexa sukses merebut hati pendengar musik lewat debut albumnya 'Alexa'. Grup musik beraliran power pop ini sedang menggarap album kedua mereka. Cinta masih akan jadi tema yang kuat.

Cinta yang universal tak menjebak mereka dalam stereotytpe lagu cinta. Jatuh cinta, perselingkuhan, dan perpisahan. "Itu kan interpretasi orang. Toh itu tidak akan mengubah kita," ujar Satrio yang ditemui di acara MTV Staying Alive di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Minggu 14 Desember 2008 malam.

Pentolan 'Alexa' yang juga eks gitaris 'Maliq & D'Essentials' menuturkan dua hits mereka sebelumnya jadi bukti. 'Dewi' mengisahkan perjuangan seorang ibu. Sementara 'Jangan Kau Lepas' bercerita tentang cinta antar sahabat.

Soal album kedua, Rizki alias Aqi menambahkan, penggarapannya sudah 60 persen. Kini mereka masih mengumpulkan lirik lagu lain. Eks vokalis 'Tiket' itu menuturkan, ia dan teman-teman memasang target Maret 2009 untuk meluncurkan album kedua. Album yang berum diberi titel itu akan memuat 15 sampai 16 lagu.

Sementara menggarap proyek itu, 'Alexa' juga sedang membuat video klip kedua mereka untuk lagu 'Takkan Pernah Bisa'. "Minggu pertama Januari udah selesai," Aqi berujar.

Usai penggarapan klip kedua, 'Alexa' merencanakan tur promosi ke sejumlah sekolah. Lagu itu juga akan dipakai sebagai lagu tema sinetron 'Hari Untuk Amanda'.

"Muse" Kini Bergelar Doktor


Musik boleh keras, namun "Muse" telah membuktikan mereka mampu mengukir prestasi.

Band Inggris yang dibentuk 1994 silam ini mendapat penghargaan honorary doctorate of arts dari Univeristy of Plymouth, Inggris. Penghargaan itu diberikan atas kontribusi mereka pada dunia musik.

Layaknya wisudawan, Matt Bellamy sang vokalis, Dom Howard penabuh drum, dan gitaris Chris Wolstenholme tampil mengenakan toga wisuda pada upacara penyerahan penghargaan tersebut.

"Kami tidak pernah kuliah. Jadi penghargaan ini punya arti besar," ungkap Matt kepada Contact Music, seperti VIVAnews kutip, Minggu 28 September 2008.

Penyanyi yang juga menulis banyak lagu-lagu "Muse" ini sebelumnya merasa kurang pantas menerima penghargaan tersebut. Matt bergurau, ia dan kedua personel band lainnya akan keliling dan memperkanalkan diri sebagai Doktor.

Sementara Dom Howard mengakui, penghargaan yang mereka terima kali ini, jauh berbeda dari penghargaan yang pernah mereka terima sebelumnya, di bidang musik.

• VIVAnews

Nidji Agungkan Kota Jakarta

bertempat di Plenarry Hall, Jakarta Convention Center, Senayan, konser 'Rising Stars' berakhir. Tak hanya Naff, Samsons dan Ungu yang berlaga. Beberapa band lain pun didapuk menggetarkan ibukota.

Andra & the Backbone membuka perjumpaan. Sekitar jam 19.30 WIB konser dimulai. Sejak sore, Plenarry Hall telah dipadati calon penonton. Ribuan tiket yang disediakan pun sold out.

Setelah 3 lagu melantun, disusul kemudian penampilan Steven & Coconuttrezz. 'Wellcome to My Paradise' tak ketinggalan mereka bawakan. Para vokalis band dari ajang 'A Mild Wanted' pun turut berkolaborasi.

Konser yang semakin memanas, dihibur oleh penampilan band asal Yogyakarta, Letto. Noel cs membawakan beberapa hits andalan mereka. Sebut saja 'Ruang Rindu' dan 'Sandaran Hati'. Naff muncul kemudian.

Kolaborasi 9 vokalis band lolos seleksi menuju final 'A Mild Wanted' menggugah perhatian penonton. Mereka membawakan lagu 'Negriku' milik Chrisye. Mereka pun sempat memberi karangan bunga bagi putri almarhum.

Riviera muncul sebagai jawara ke-3 'A Mild Wanted'. Konser dilanjutkan dengan penampilan Nidji. Rupanya malam itu Giring tak henti-hentinya memuja Jakarta sebagai kota kelahiran Nidji.

Bahkan semua personel Nidji ternyata asli kelahiran Jakarta. Aksi panggung Giring cs yang sangat total mampu membius penonton untuk melompat dan menyanyi lebih semangat lagi.

"Di kota kelahiran Nidji ini, abang pengen kita melompat lebih tinggi dan bernyanyi lebih keras lagi," seru Giring.

Saking semangatnya sampai-sampai Giring sempat terlihat ngos-ngosan. "Aduh abang haus nih. Seru banget," teriaknya.

Beautiful Minded jadi jawara 2 ajang pencarian band berbakat 'A Mild Wanted'. Sesaat kemudian giliran Samsons yang unjuk kebolehan.

Beberapa tembang populer Samsons membuka perjumpaan. Kini saatnya Bambs cs membawakan 'Kisah Tak Sempurna' dari album barunya. Suasana terlihat sedikit hening. Wajar saja, lagu itu benar-benar baru dirilis, albumnya saja belum beredar di pasaran.

Tak jadi masalah, Samsons tetap memikat penggemarnya. Band asal Papua bernama 99 terpilih sebagai band favorit. Ungu mengisi pentas 'Rising Stars'.

"Senang rasanya Ungu boleh manggung di Jakarta," tutur Pasha.

Pentas sebelumnya Ungu sempat tak mendapat izin dari kepolisian setempat karena faktor keamanan. Sekitar 6 lagu dibawakan Pasha cs. Perjumpaan ditutup dengan kolaborasi 3 band yaitu Ungu, Samsons dan Naff. Bukan hanya para vokalis yang berlaga.

Semua personel naik ke atas panggung dan membawakan sebuah lagu yang juga milik almarhum Chrisye, 'Hip-hip Hura-hura'. Sampai di puncak acara, Massive, band asal Jakarta tampil sebagai juara pertama. Mereka meraih kesempatan untuk mendapat rekaman album dari label Musica dan hadiah dari ajang 'A Mild Wanted' lainnya seperti mobil dan uang tunai sebesar Rp 50 juta. Konser ditutup tepat jam 23.00 WIB.

Bravo band Indonesia. Selamat datang di industri musik, untuk Massive

Jay-Z Siap Punya Anak dari Beyonce


Los Angeles - Pernikahan Jay-Z dan Beyonce Knowles baru berjalan 5 bulan. Namun Jay-Z mengaku siap punya momongan dan mulai membicarakannya dengan sang istri tercinta.

"Kebanyakan orang ingin segera memulai berkeluarga suatu hari. Jadi, saya hanya pria Amerika biasa yang juga menginginkannya," ujar sang rapper dikutip detikhot dari Femalefirst, Jumat (3/10/2008).

Baru-baru ini, Jay-Z meraih penghargaan UN Global Leadership di New York karena jasanya menyediakan air bersih dalam kunjungannya ke Afrika. Jay-Z mengaku perjalanan tersebut berpengaruh banyak dalam kehidupannya.

Kemiskinan dan penderitaan warga Afrika membuka mata dan hatinya untuk berbuat banyak bagi sesama. Ini menginspirasi Jay-Z untuk terus melakukan kegiatan kemanusiaan.

Kembali soal pernikahannya dengan Beyonce, Jay-Z melepas lajang 4 April lalu setelah 6 tahun menjalin kasih dengan mantan personel Destiny's Child itu. Keduanya sama-sama tertutup soal kehidupan pribadi mereka. Beyonce baru berani memamerkan cincin kawinnya 5 September lalu di New York dalam acara konser Fashion Rocks.
( yla / yla )

Harajuku, Bergaya ala Jepang

Harajuku
bagi sebagian besar anak muda gaul, khususnya di kota2 gede, kata yang satu ini tentunya sudah pamilier (familier). dandanan dengan mengecat rambut dan muka ala jepang ini sangat nge-tren di Indonesia. Biasanya para Harajuku ini pada nongkrong di pinggir2 jalan, terutama pada hari minggu atau hari libur, layaknya komunitas anak pang (punk). ngobrol, ngerumpi, nyanyi2, jalan2 adalah kerjaan mereka. bandung dan jakarta menjadi pusat gaya ala jepang ini.

cap negatip sering mampir kepada meraka. walaupun pada dasarnya Harajuku adalah sebuah komunitas pecinta mode Jepang. namun seperti yang kita ketahui, sebagai “orang Indonesia”, orang yang dandanannya serba aneh dan berantakan ya dicap sebagai anak aneh pula. negatip, narkoba, rokok, minuman, badung, nakal, kotor, berantakan, tidak baik.

Namun, tidak sedikit pula yang bertanya2 apa sebenarnya Harujuku? apakah hanya sekedar dandanan ala Jepang? apakah anak2 dengan rambut dicat ala jepang ini “berantakan”? darimana nama itu berasal? kapan tren itu dimulai?

Harajuku sebenarnya diambil dari salah satu tempat terkenal di sepanjang jalan di sebuah stasiun di Jepang, tepatnya di Omotesando, Tokyo. tempat ini juga merupakan mode center di kota Tokyo sana. di sini terletak toko2 barang mode bermerek, seperti Gucci, Zara, dan toko mainan anak-anak paling terkenal di Jepang, Kiddieland. Omotesando sangat terkenal sebab menjadi tempat anak-anak muda berkumpul dan mengekspresikan diri mereka pada hari Minggu ketika jalan itu ditutup untuk kendaraan. Di sepanjang jalan kita bisa melihat kelompok- kelompok anak muda dalam dandanan kelompok mereka. Ada yang bergaya gotik, punk, bikers, dan sebagainya.

nah, salah satu toko yang menjual pakaian mode gaul tersebut adalah Distrik Harajuku. di tempat ini, anak2 yang demen nongkrong di jalanan sana bisa beli perlengkapan gaul yang sangat lengkap. dan tentunya kita kenal watak orang Jepang. CINTA PRODUK DALAM NEGERI. maka dari itu, Harajuku lebih diminati dari toko2 lain dengan merek2 terkenal asal negeri barat.tren Harajuku ini muncul pada tahun 90-an. pada saat itu, sekelompok anak muda datang ke stasiun di kota sana. mereka nongkrong dan menyanyi di jalanan di Omotesando. lalu apanya yang menarik?

ternyata cara berpakaian mereka lain dari yang lain, unik. mereka berpakaian layaknya tokoh kartun ala jepang (anime) dan pahlawan di komik2 sana (manga). nah, karena mereka berpakaian layaknya tokoh anime dan manga, maka orang asal negeri barat sana menyebut mode itu sebagai cosplay, diambil dari bahasa inggris dari kata costume and play.

lalu apa hubungannya anatara Harajuku dengan Cosplay?

tentu ada hubungan yang erat diantara kedua mode ala jepang ini. ternyata, usut punya usut, style ini tetap terinspirasi oleh budaya lokal, Kimono. kita bisa lihat bagaimana jika orang jepang memakai kimono. baju khas jepang, bibir berwarna, muka dibalut dengan warna sangat2 putih. sekelompok pemuda mengecat rambut mereka dalam aneka warna dan rias mata dominan hitam, sementara tubuh mereka juga dibalut baju hitam dengan sepatu bot hitam. nah, kelompok pemuda pecinta budaya ini menuangkan inspirasi mereka dengan membuat tubuh mereka berantakan. rambut di cat, bibir diwarnai, pakaian serba ala Jepang, dan bergaya layaknya anak gaul. dan style ini lebih dikenal dengan nama Harajuku. di sudut yang lain, sekelompok pemuda juga mebalut tubuh mereka dengan dandanan persis bahkan sama dengan tokoh2 idola mereka di film2 anime atau manga. nah, mode yang ini dikenal dengan sebutan cosplay.

dan ketika kini ada anak-anak muda di Bandung dan mungkin juga beberapa kota lain meniru rekan-rekan mereka di Jepang, cara berbusana yang di sana awalnya mengikuti tokoh anime, manga, permainan video, grup band, dan belakangan lebih berarti orang yang memakai kostum sementara anak-anak muda terobsesi pada subbudaya Barat, ini semakin menegaskan dunia tak lagi mengenal batas. Hanya, apakah kita akan terus menjadi pengekor?

Nidji Gelar Tribute to Chrisye


Jakarta - Grup band Nidji tak bisa melepaskan kenangan mereka saat berkolaborasi dengan Chrisye. Sebagai bentuk belasungkawa, Nidji yang tengah tur 22 kota akan membuat tribute untuk Chrisye.

Giring (vokal), Ariel (gitar), Randy (keyboard), Andro (bass) dan Adri (drum) akan menyanyikan 'Seperti yang Kau Minta' dalam konser mereka di Kupang, NTT. "Rencananya juga mengheningkan cipta dulu," kata Rama saat dihubungi detikhot melalui telepon genggamnya, Jumat (30/3/2007).

Nidji berduet dengan Chrisye pada Juli 2006 di acara spesial satu jam Nidji yang tayang di TV7 (sekarang Trans 7). Pada saat menyanyi bersama tersebut, lagu yang dibawakan adalah Seperti yang Kau Minta.

Hingga kini, ada satu hal dari Chrisye yang selalu diingat para personel band penembang Kau dan Aku itu. "Semangat di musiknya kuat banget. Walau keadaannya seperti itu, masih punya semangat untuk bermusik lagi," tutur Rama.

Wafatnya Chrisye didengar para personel Nidji melalui Pimpinan Musica Studio, Ibu Acin sekitar subuh. Ketika mendengar meninggalnya sang legendaris itu, Nidji cukup bersedih karena mereka belum sempat berkolaborasi lagi dengan Chrisye.
( eny / fta )

J-Rocks ke Jepang Datangi L'arc-en-Ciel


Jakarta - Album baru J-Rocks berbuah hasil yang manis. Oktober mendatang band yang mengambil semangat bermusik Jepang itu akan terbang ke negeri sakura demi video klip dan manggung bareng L'arc-en-Ciel.

"Oktober ke Jepang, seminggu untuk video klip dan manggung sama band di sana. Rencananya mau sambil sepanggung mereka juga, ternyata jadwalnya dia udah habis sampai Agustus mendatang, kita lihat aja di sana nanti," ujar Iman vokalis J-Rocks saat berbincang dengan detikhot, Rabu (8/8/2007).

Tak menyerah, meski untuk bisa sepentas bareng L'arc-en-Ciel agak sulit, J-Rocks akan mencoba terus. Bagaimanapun band Jepang yang digawangi Ken, Hyde, Tetsu dan Yukihiro itu termasuk band penginspirasi terbesar J-Rocks.

"Ya senang lah, akhirnya ya apa yang kita impiin bisa terwujud," tandas Iman yang juga mantan personel Funky Kopral itu.

Video klip apa yang akan disyuting di Jepang, Iman belum bisa memberi bocoran. Hingga kini mereka belum menentukan singel kedua setelah 'Kau Curi Lagi' dalam album kedua mereka 'Spirit'. ( yla / dit )

JRocks goes to Abbey Road - London


JRockstar mana yang kaga tau JRocks menangi SoundrenaLin 2008? huhu… ngaLahin Ungu, Nidji, and many others….

Tahun kmaren kan JRocks udah bikin video cLip Juwita Hati sama CobaLah Kau Mengerti di Japan tuh,
Nah,, sebagai awardnya SoundrenaLin, JRocks dikasi kesempatan buat recording sama bikin video cLip di Abbey Road - London! kaLo yang beLum tau, Abbey Road tuh, terutama trotoarnya, terkenaL banget, misaLnya nih pernah dipake shoot sama The BeatLes (19xx) juga sama U2 (19xx). beuh, keren kan

Rencananya JRocks bakaLan beragkat di 10 Oktober ini, weuw… padahaL kan di London Lagi musim Gugur, suhunya antara 7-13 derajat CeLcius Loh! wah,, siap-siap mimisan di hari pertama~ wkwkwkwkwkw!

Ngomongin soaL recording, JRocks bakaL bikin mini aLbum, kaya Drink It down sama Nexus4/Shine gitu… “Ya.. minimaL 3 Lagu Lah, satu yang cepet, satu yang sedang, sama satu yang agak cepet, hehe…” kata Iman.
“Yang pertama bakaL kita Lakuin disana.. pasti foto-foto! Eh, terus kita juga taruhan syapa yang paLing duLuan bisa bikin penjaganya itu senyum, kita turutin seLama seminggu” kata Anton, emang kocak banget ni orang atu.
Guys U know what? “Booking Abbey Road perjam tuh 35 juta…$_$ Kita disana seLama 5 shift dimana satu shiftnya 12 jam”, jeLas Wima panjang Lebar. Hitung-hintung 5 shift x 12 jam x 35 juta, totaL award buat JRocks tuh sekitar 2,1 M! Lumayang banyak juga yah…

cuman sayang, buat ongkos puLang pergi, visa, sewa hoteL sama uang jajan mesti dari saku sendiri, hohoho…
tapi demi sebuah great miniaLnbum for aLL JRockstar seantero raya,,, yeah here we go!

OK JRockstars,, nantikan minisLbumnya ya!
kaLo ada info Lanjutan, jangan Lupa kasi tau akku………^^

My Chemical Romance Siapkan Album Punk Rock



Los Angeles - Sukses dengan album 'The Black Parade' yang dirilis 2006 lalu, My Chemical Romance berencana membuat album baru di 2008. Kali ini menjajal musik punk rock.

"Kami belum memberi tahu siapapun tentang judulnya karena saya yakin kamu akan menggantinya nanti, anak-anak sangat marah. Jadi kami menyebutnya 'New Song' sekarang ini," ujar Gerard Way sang vokalis dikutip detikhot dari NME, Jumat (24/1/2008).

Kali ini Gerard mengaku banyak main-main dan bersenang-senang dengan materti album My Chemical Romance. Mereka mengembalikan musik punk rock yang diakui sering dibawakan My Chemical Romance sebelum berjaya.

"Sangat menyenangkan karena kami kembali ke musik punk rock. Rasanya seperti lagu rock yang serius," tutur Gerard.

Album baru ini akan memuaskan kerinduan para personel My Chemical Romance menjadi rockstar sejati. Kembali ke kebiasan lalu bukan berarti My Chemical Romance tak berkembang.

"Ini album dengan tematikal yang sangat berbeda dari yang pernah kami buat. Kami punya banyak hal dengan banyak harapan tapi tak seperti itu juga. Ini kami tulis dari tempat yang berbeda," jelas Gerard. ( yla / yla )

Muse hancurkan gitar US$32.000














Kapanlagi.com - Grup rock asal Inggris, Muse, harus membayar harga mahal untuk konser rock n roll mereka, setelah sang vokalis Matt Bellamy menghancurkan gitar-gitar berharga senilai lebih dari US$32.000 dalam tur mereka.

Dalam awal tur mereka, Matt melakukan ritual dengan menghancurkan gitarnya sendiri yang berharga US$234 pada akhir konser. Muse tercatat melakukan lebih dari 140 show untuk tur Origin of Symmetry, yang sama dengan nama album mereka yang dirilis 2003 lalu.

Manajer tur, Glen Rowe, mengungkapkan bahwa para rocker akan membayar biaya kerusakan dengan uang mereka sendiri.

"Setiap hari, dia (Matt) menghancurkan gitar dengan cara yang sama. Saat mereka menghancurkan barang, berarti mereka akan menggantinya dari dompet mereka sendiri. Setelah beberapa saat, mereka belajar untuk membanting barang tanpa merusaknya," kata Glen di Out of This World: Story of Muse, biografi terbaru band tersebut.

MUSE: ROCK SENSATION



MUSE

FROM ENGLAND – ROCK SENSATION OF THE YEAR

10th October, 2007

Papp László Budapest Sports Arena

The rock trio MUSE was formed with its present line-up in 1997.


Its members are: Matthew Bellamy (guitar/vocals), Chris Wolstenholme (bass guitar), and Dominic Howard (drums).


Bored with the sleepy life of the small town in southwest England where they then lived, the band’s members first got together in their early teenage years. They went through a number of changes of name, until settling on Muse in 1997.


Muse’s first, eponymous E.P. record was released in 1998 on the Dangerous record label. Its cover was designed by drummer, Dominic Howard.


After this they spent a few years building up their fan base, before playing their first major gigs in London and Manchester.


At the time their second E.P. Muscle Museum was favourably reviewed by New Musical Express, the owner of Sawmills Recording Studio, Dennis Smith was so taken with the potential of the group he co-founded the production company Taste Media specially for them. The group recorded their first three albums with Taste. Muse were in a fortunate position, for thanks to the partnership with Taste they were able to record their original sound without having to make any commercial compromises. Whilst there were some who felt their sound was too similar to Radiohead, the American record company Maverick Records signed them up and promoted them heavily in the U.S.A. On their return Taste arranged deals for them with labels in Europe and Australia. The producer John Leckie was brought in (he had worked with the Stone Roses, amongst others) and he produced Muse’s first full-length album Showbiz in 1999. The group supported the Foo Fighters and the Red Hot Chili Peppers on tour in the U.S.A. in 1999, and thanks to their festival appearances, by 2000 they had acquired fans in several European countries as well as in Australia.


Between 1999 and 2006 Muse released four albums: Showbiz (1999), Origin of Symmetry (2001), Absolution (2003), and Black Holes and Revelations (2006).



Black Holes and Revelations has been a huge success, reaching No. 1 in the U.K., several countries in Europe, and in Australia. It has sold over a million copies on the Continent and the band won the 2006 Q Award for Best Live Act. In what proved to be a year of awards Muse went on to be named Best Live Act at the Kerrang! Awards, Best Rock Act and Best Headline Act at the U.K. Festival Awards, and Best Live Act at the Vodafone Live Music Awards, to mention but a few. Accolades have since followed on British television and radio.


Success for the band has continued in 2007. Over the weekend of the 16th and 17th June they filled the newly reopened Wembley Stadium. Tickets sold so quickly that an extra gig was billed for the 17th. Both Wembley concerts were filmed for later release on DVD. After winning Best Live Act at the Brit Awards, they were invited to take part in another prestigious event at Wembley, the Live Earth concert on 7th July, but they were unable to accept owing to a clash with their appearance at the Irish Oxegen festival. However, fans can look forward to their playing at Glastonbury in August with the newly re-formed Rage Against the Machine.



In a poll for Today’s Most Exciting Band in the World in the July issue of Q Magazine, Muse was placed amongst the top ten.


The boys are now working on a new album, which will feature more electronic and dance music than before, and might even have some songs on it with a full orchestra. They are looking to product it themselves, which will give them more freedom. It will be an innovative album – that’s for sure!



One more important thing: on Wednesday 10th October, 2007 Muse will be playing the Budapest Sport Arena!



Tickets are available from Ticketpro outlets throughout Hungary. Telephone: 1/555-5515.

Ticket prices:
Standing: 9,900 Ft.
Seated: 7,900 Ft., 12,900 Ft. and 14,900 Ft.

J-Rocks Mengejar Matahari di Jepang


akarta - Tiga orang penggemar berat J-Rocks bikin Wima, Anton, Sony dan Iman ketakutan. Awak J-Rocks itu lari-lari mengejar matahari hingga terdampar di negeri Sakura. Wow...

Adegan ini terekam dalam video klip singel kedua mereka dari album 'Spirit' yang bertajuk 'Juwita Hati'. Konsepnya sederhana, para personel J-Rocks hanya dibuat terus berlari menghindari kejaran penggemar.

Beruntungnya mereka berlari hingga melewati daerah Harajuku, Shibuya, Hodaiba juga Gunung Fuji di Jepang. Namun karena matahari di Jepang tenggelam lebih awal, maka J-Rocks pun berlomba dengan waktu.

"Di sana cepat gelap, kita berusaha bangun pagi ngejar cahaya, ngejar matahari. Karena di sana jam 4 sudah gelap jadi waktu kita dikit. Kita harus berpacu gitu," ujar Iman sang vokalis ditemui detikhot di Wisma Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (27/11/2007).

Selama 5 hari, J-Rocks tinggal di Jepang. Cuaca yang dingin juga makanan jadi kendala besar mereka. Tapi mereka sudah mengantisipasinya dengan bekal bahan makanan yang cukup dari Indonesia.

"Kita di sana terhalang sama makanan. Makanan di sana mentah-mentah, udah gitu dingin pula. Lengkap penderitaan kita. Kita prepare, kita bawa bumbu-bumbu masak. Bawa saos, bawa jahe juga buat bandrek," jelas Iman seraya tertawa.
( yla / yla )

D`masive Datang kepalembang




Band yang terdiri dari Rian (vokalis), Kiki (gitar), Rama (gitar), Ray (bas) dan Why (drum) memberikan warna musik pop rock yang segar dan lumayan “tidak biasa” dalam debut album mereka ini. Materi-materi menarik serta apik yang terkonsep dalam track “Cinta Ini Membunuhku”, “Diam Tanpa Kata” dan “Merindukanmu” (nomer yang paling potensial untuk dijadikan patron karakter band ini) mengalir secara dinamis dengan pola aransemen terpola. Di mana mereka mampu menghadirkan nuansa romantis yang gelap, explicit dengan sentuhan notasi kekinian yang bisa dibilang memuaskan. Lirik gloomy yang coba ditebarkan Rian cukup membuat kita tersentuh untuk berlama-lama menikmati keseluruhan materi yang terdapat dalam album ini. Noey dan Capung yang bertindak sebagai produser berhasil memoles band jebolan “A Mild Live Wanted 2007” ini menjadi sebuah band yang patut diperhitungkan di kemudian hari. Mungkin D’ Masiv perlu lebih menggali lagi karakter musik mereka untuk membedakan dengan band sejenis lain nya. Karena ada beberapa track yang masih terdengar repetitif seperti lagu “Cinta Sampai Disini”, “Sebelah Mata” dan “Dilema”. Selebihnya mereka memunyai kekuatan untuk bisa lebih banyak berbicara di perindustrian musik Indonesia.

d’Masiv- Cinta Ini Membunuhku
Intro: C Am F

C
kau membuat kuberantakan
Am
kau membuat ku tak karuan
Dm
kau membuat ku tak berdaya
G
kau menolakku acuhkan diriku

C
bagaimana caranya untuk
Am
meruntuhkan kerasnya hatimu
Dm
kusadari ku tak sempurna
G
ku tak seperti yang kau inginkan

Reff:
C CMaj7
kau hancurkan aku dengan sikapmu
Em A Dm
tak sadarkah kau telah menyakitiku
Em F Em Am
lelah hati ini meyakinkanmu
Dm G
cinta ini membunuhku

(interlude)
F G E/G# Am Em Dm Em F G

(ending)
Pengunjung

jika elo juga penggemar muse lihat dulu video ini

jika elo pengemar laruku klik aja video nih

Belajar bass

Jika elo2 moe belajar bass jrocks lihat/klik play video ini


jrockstars palembang


Siapa yg tak kenal dgn jrocks pasti semua orang tau dgn band yg satu ini, dimana gaya personil na yg cool banget(iman sbg vokal, wima sbg bassis, sony sbg gitaris dan anton sbg drummer.Aliran musik mereka yakni jazz rocks dimana mereka mengikuti aliran band jepang yakni L`arc en Ciel.Dimana jrocks gaya mereka dalam berpakaian dan gaya rambut mereka yaitu Harajuku style

D`masive Datang kepalembang

Hari jum`at kemarin d`masive n friend datang kepalembang yang berlokasi di BKB (benteng kuto besak) yg diselengarakan pada pukul 9 malam walaupun bukan malam minggu banyak sekali orang2 palembang datang utk menonton d`masive n frineds,